Saturday, May 9, 2015

MAINAN DARI CHINA

Guys... malam ini saat saya tiba dirumah, anak laki-laki saya memamerkan sebuah mainan barunya yaitu mainan bongkar pasang pesawat terbang mirip-mirip Lego dengan merk Emco Brik. 
     
Dia membelinya di toko mainan dekat rumah seharga sembilan belas ribu rupiah. Saya yang berTitel sarjana teknik mesin merasa cukup kesulitan untuk merangkai bagian-bagian mainan ini, mungkin karena otak jarang diasah, pekerjaan dikantor seringkali sesuatu yang berulang sehingga proses bekerja hanya berupa refleks tanpa berpikir. 

Ini sebenarnya hanya mainan plastik yang biasa saja namun hal yang membuat hati saya menjadi agak kecut adalah fakta bahwa mainan ini berasal dari negara China. 

Jika kita pergi ke toko mainan, kita akan mendapati bahwa hampir semua mainan merupakan produk import dari China. 
Mainan lokal yang saya temukan hanya gangsing dari bambu yang menggunakan tali untuk memutarnya seharga lima ribu rupiah. 
Dulu sewaktu saya masih kecil, mainan biasanya adalah hasil karya sendiri. 
Saya masih ingat penah membuat mobil-mobilan dari sambungan bambu, diberi gagang sebagai kemudi dan dipasangi kaleng susu. bannya dari potongan sandal karet swallow. Didalam kaleng kita pasang lilin dan kemudian malam-malam kami berkeliling kampung dengan mobil-mobilan ini. 

Saat ini sudah tidak saya temukan pemandangan anak-anak membuat mainannya sendiri. sebagian besar membeli jadi di toko mainan. Biasanya mainan ini mudah rusak dan akan ditinggalkan begitu saja ketika rusak. 

Padahal dengan membuat mainan sendiri, kita akan terpacu untuk menjadi kreatif dan menghaargai mainan ini. namun kondisi saat ini tidak memungkinkan hal ini tejadi. Minimnya lapangan sebagai tempat berinteraksi, sulitnya mencari material untuk membuat mainan. 

Ini adalah tantangan bagi kita para orangtua. mengajarkan anak untuk mandiri membuat mainannya sendiri merupakan salah satu upaya untuk menanamkan jiwa enterpreneur/wira usaha sejak dini. 
Negara ini akan bangkit dari keterpurukan jika didalamnya diisi banyak enterpreneur...
Saya sendiri menulis ini dengan perasaan kecut karena masih menyandang status karyawan....

Good luck every body, tiada kata terlambat untuk berubah...

2 comments:

  1. Tulisan yg bagus, semoga kita di masa depan kita bukan hanya consumer, tp juga penemu sesuatu yang baru

    ReplyDelete
  2. Setuju dengan Rizki Jan.... bangsa ini sudah terlalu lama menjadi pasar bagi produk-produk luar negeri... saatnya untuk mulai membangun kepercayaan diri bahwa kita adalah bangsa yang juga mampu menjadi produsen....

    ReplyDelete